Nama Indonesia : Bayam duri
Nama daerah : Bayem eri, bayem raja, bayem roda, bayem cikron (Jawa); senggang cucuk (Sunda); bayam keruai (Lampung); ternyak duri, ternyak lakek (Madura); podo maduri (Bugis)
Nama Inggris : Thorny amaranthus
Klasifikasi :
Divisi: Magnoliophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Caryophyllales
Suku : Amaranthacea
Marga : Amaranthus
Jenis: (Amaranthus spinosus
Linn.)
Deskripsi : Bayam duri (Amaranthus spinosus) termasuk jenis tumbuhan amaranth. Tumbuhan ini mempunyai batang lunak atau basah, tingginya dapat mencapai 1 meter. Tanda khas tumbuhan bayam duri adalah pada batang, tepatnya di pangkal tangkai daun terdapat duri, sehingga orang mengenal sebagai bayam duri. Bentuk daunnya menyerupai belahan ketupat dan berwarna hijau. Bunganya berbentuk bunga bongkol, berwarna hijau muda atau kuning.
Distribusi/penyebaran : Bayam duri tumbuh di dataran rendah sampai dengan ketinggian 1.400 m dpl.
Habitat : Bayam duri dapat tumbuh baik di tempat-tempat yang cukup mendapat sinar matahari dengan suhu udara antara 25 – 35 oC. Tumbuhan ini banyak tumbuh liar di kebun-kebun, tepi jalan, tanah kosong dari dataran rendah sampai dengan ketinggian 1.400 m dpl. Tumbuhan ini dapat dikembangbiakkan melalui bijinya yang berbentuk bulat, kecil dan berwarna hitam.
Kandungan kimia : Kadungan kimia yang terkandung dalam bayam duri antara lain amarantin, rutin, spinasterol, hentriakontan, tanin, kalium nitrat, kalsium oksalat, garam fosfat, zat besi, serta vitamin.
Kegunaan lain : Bayam duri dapat dimanfaatkan untuk pereda demam (antipiretik), peluruh kencing (diuretik), peluruh haid, peluruh dahak (ekspektoran), penawar racun (antitoksik), menghilangkan bengkak (detumescent), dan pembersih darah.
Bagian tanaman yang digunakan adalah daun
OPT Sasaran: Ekstrak daun bayam duri merupakan salah satu agen penginduksi ketahanan sistemik tanaman cabai merah terhadap serangan Cucumber Mosaik Virus (CMV) dan virus kuning Gemini.
Cara pembuatan:
– Larutan penyangga
Larutan stok buffer phosfat pH 7.0 :
a. 1.362 g KH2PO4 dilarutkan dalam 1000 ml aquadestilasi
b. 1.781 g Na2HPO4. 2H2O dilarutkan dalam 1000 ml aquadestilasi
Untuk 100 ml buffer phosfat 0.01 M pH 7.0 campuran 51.0 ml Na2HPO4. 2H2O dengan 49.0 KH2PO4
Bahan dan alat :
– Daun bayam duri
– Mortar dan pestel
– Carborundum 600 mesh
– Alkohol 70 %
– Kapas
– Aquadestilasi dan botol semprot
Cara penggunaan :
a. Inokulasi secara mekanis dengan metode rubbing
– Cuci tangan menggunakan sabun
– Daun sebanyak 25 g dicuci bersih dan dihaluskan dengan menggunakan mortar kemudian ditambah buffer phosfat sebanyak 75 ml. Konsentrasi ekstrak bayam duri yang digunakan adalah konsentrasi 25 % yang didapatkan dari hasil perbandingan antara bagian daun dan buffer phosfat 25 (g) : 75 (ml).
– Ekstrak daun disaring menggunakan kain kasa atau muslin.
– Ekstrak daun ditambah dengan carborundum 600 mesh.
– Untuk 100 ml ekstrak dibutuhkan ± 8 gram carborundum. Carborundum digunakan untuk melukai permukaan daun sehingga ekstrak terserap ke dalam sel-sel tanaman tanpa menyebabkan kematian jaringan tanaman.
– Aplikasi ekstrak dilakukan pada semaian cabai yang telah mempunyai 3-4 daun sejati dengan cara dioleskan pada permukaan daun bagian tengah dengan menggunakan kapas. Tiga puluh menit setelah aplikasi, daun dibilas menggunakan air bersih agar kelebihan carborundum yang ada di permukaan daun terbilas sehingga mengganggu pertumbuhan.
b. Inokulasi dengan menggunakan kompresor
Kompresor digunakan apabila jumlah semaian banyak dan tidak memungkinkan penggunaan metode rubbing. Caranya seperti metode rubbing, tetapi penggunaan carborundum untuk satu liter ekstrak pada konsentrasi 25 %, carborundum yang digunakan ± 50 gram.
Campuran tersebut dimasukkan ke dalam tabung semprot kompresor dan diaplikasikan pada semaian cabai yang telah mempunyai 3-4 daun sejati pada tekanan 21 psi. Daun dibilas dengan menggunakan air bersih 30 menit setelah aplikasi untuk menghilangkan carborundum.