Timun suri, dari sisi nama dan bentuknya, orang banyak mengasosiasikan tumbuhan ini dengan sebagai jenis-jenis mentimun.
Namun tahukah anda, timun suri ternyata lebih mendekati tumbuhan melon, semangka dan blewah dibanding mentimun?
Mentimun suri merupakan tumbuhan semusim penghasil buah anggota suku labu-labuan.
Buahnya yang setengah masak biasa dijual secara musiman pada bulan puasa karena daging buahnya menjadi komponen minuman penyegar untuk berbuka puasa.
Meskipun demikian, timun suri bukanlah tanaman musiman karena dapat ditanam kapan saja.
Riset yang dilakukan Laboratorium Biologi Genetika UGM mengatakan timun suri memiliki kromosom inti selnya 2n=24, sementara mentimun 2n=14. Bentuk daunnya lebih membulat menyerupai melon, sedangkan mentimun meruncing. Bijinya juga demikian, lebih pendek menyerupai melon.
Petani mengenal timun suri sebagai tumbuhan yang mempunyai hama menyerupai mentimun. Upaya pengendaliannya pun biasanya diperlakukan sama. Hanya saja tumbuhan ini lebih nakal dalam menghadapi hama-hama tersebut. Hal ini salah satunya disebabkan oleh keserampakan dalam pertumbuhan cabang dan tunas batangnya yang cukup banyak dan kokoh.
Timun suri kaya akan provitamin A, berfungsi sebagai antioksidan alami pencegah rusaknya sel tubuh. Selain itu, mempunyai kandungan Vitamin C yang cukup tinggi. Selain vitamin buah ini kaya dengan mineral esensial menyerupai kalsium, fosfor dan zat besi.
Pengolahan lahan
Cangkul halus tanah yang akan digunakan untuk budidaya timun suri lebih baik ditanam pada tanah datar dan tidak dibentuk bedengan. Lalu lakukan pembuatan lubang tanam berukuran 1 x 1 meter, masukkan pupuk kompos atau pupuk sangkar kadalam tiap lubang masing-masing sekita 1 kg, kemudian diamkan selama 2 hari.
Penanaman benih
Penanaman dilakukan sesudah tanah yang diberi pupuk dibiarkan selama 2 hari. Masukkan benih sebanyak 2 biji kedalam setiap lubang tanam kemudian kemudian tutup dan siram secara teratur hingga tumbuhan tumbuh.
Biasanya benih akan tumbuh secara serempak pada 7 hari sesudah tanam. Jika ada yang belum tumbuh hingga umur tersebut maka lakukan penyulaman.
Benih biasanya digunakan minimal 1 tahun sesudah diproduksi, kekuatannya tergantung pada perawatan dan penyimpanan benih. Biasanya benih bisa digunakan hingga 1,5 tahun.
Budidaya timun suri
Pada umur 7 hari sesudah tanam lakukan penyiangan. Tanaman yang sudah dewasa mampu bersaing dengan gulma. Bahkan kalau sudah berbuah, gulma ini menguntungkan lantaran menjadi bantalan antara buah dengan tanah.
Sehingga buah tidak berhubungan eksklusif dengan tanah dan terhindar dari serangan cacing dan hewan-hewan yang berasal dari dalam tanah.
Timun suri merupakan tumbuhan yang nakal dan tahan kekeringan. Untuk itu penanganannya tidak terlalu sulit dan tidak perlu disiram secara rutin.
Pemanenan
Umur tumbuhan timun suri dari mulai tanam hingga panen pertama berkisar 60-75 hari, tergantung dari varietas benih. Panen dilakukan secara sedikit demi sedikit hingga 10 kali pengambilan.
Buah yang sudah layak panen bisa dilihat dengan cara mengecek buah yang sudah lepas dari tangkainya. Setelah buah dipetik, lakukan pencucian, sortasi dan pengkelasan kemudian packing untuk dijual ke pasar ataupun kerumah-rumah.
Timun suri mengalami puncak permintaannya setiap bulan Ramadhan karena dijadikan sebagai hidangan dan minuman untuk berbuka.(dbs)