Sekilas E-Coli
Menurut laman Alodokter.com, Bakteri Escherichia coli (atau disebut E. coli) adalah bakteri yang hidup di dalam usus manusia. Ia berfungsi untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan di dalam usus besar manusia.
Sedangkan dalam jurnal yang diterbitkan Unibraw, disebutkan bahwa bakteri ini dapat berfungi untuk menekan pertumbuhan bakteri jahat. Ia membantu dalam proses pencernaan termasuk proses pembusukan sisa-sisa makanan dalam usus besar.
Fungsi utama dari E.coli adalah berperan dalam produksi vitamin K didalam usus, melalui proses pembusukan sisa makan.
Namun AloDokter mengingatkan, tidak semua bakteri ini aman untuk tubuh. Diketahui, bahwa beberapa galur (jenis) bakteri E. coli mampu menghasilkan racun yang cukup berbahaya dan bisa menyebabkan diare parah.
Salah satunya adalah E. coli dengan kode Strain 0157 yang dapat mengakibatkan diare bercampur darah, kram perut, dan muntah-muntah.
Selain itu, juga disebutkan beberapa infeksi bakteri E. coli yang dapat menimbukan komplikasi serius dan fatal sehingga dapat menimbulkan kerusakan bagi tubuh manusia. Seperti sindrom hemolitik uremik, yaitu sebuah kondisi ketika sel darah merah menjadi rusak dan berakhir gagal ginjal.
Penyebab Infeksi E.Coli
Umumnya infeksi bakteri E. coli terjadi karena seseorang mengonsumsi makanan yang telah terkontaminasi, seperti pada daging yang kurang matang, susu mentah, dan dalam beberapa kasus pernah terjadi keracunan dengan sumber bakteri dari sayuran.
Selain penyebab diatas, sumber air juga dapat terkontaminasi yang secara umumbersumber dari pencemaran air tanah/permukaan. Sehingga dalam membuat sumur untuk kebutuhan rumah tangga jarak antara sumur dan septik tank harus benar-benar diperhatikan. Karena sangat berisiko tercemar bakteri ini.
Pembuatan POC dengan Kotoran Hewan
Pupuk POC yang dibuat dengan kotoran hewan (baik cair dan padat) memiliki potensi bakteri E Coli yang dapat merugikan kesehatan. Untuk itu, diperlukan sejumlah perlakuan yang dapat menghambat dan mematikan E-Coli saat proses pembuataan pupuk.
Seperti yang diulas dalam jurnal UGM, Pupuk organik cair (POC) dari urin kambing sangat memungkinkan terdapat bakteri patogen seperti Salmonella sp dan E. coli O157:H7. Hal tersebut disebabkan karena urin kambing tercampur dengan kotoran yang merupakan sumber bakteri patogenik Salmonella sp dan E. coli O157:H7.
Infeksi Salmonella sp pada manusia terjadi melalui makanan atau food borne diseases yang menyebabkan penyakit radang usus (Tirado, 2001). Escherichia coli O157:H7 merupakan bakteri patogenik pada manusia yang menyebabkan hemorrhagic colitis (HC) atau diare berdarah (Riley et al., 1983). Selain HC, E. coli O157:H7 juga menyebabkan hemolytic uremic syndrome (HUS) dan thrombocytopenia purpura (TPP) yang menyerang syaraf pusat pada manusia.
Di Indonesia, telah dilaporkan sembilan kasus HUS dan empat diantaranya meninggal dunia (Tambunan et al.,2001).
Jika E-Coli berbahaya, mengapa diperbolehkan urine sebagai sumber pupuk organik?
Cara Olah Kohe Hingga Aman Bakteri
- Dekomposisi: Dari penelitian IPB disebutkan bahwa dekomposisi dengan cara menambahkan empon-empon (sejenis umbi-umbian) dan molase mampu menekan populasi bakteri E-Coli. Bahkan terjadi peningkatan sumber hara bagi tanaman.
Sedangkan pada kontrol, yang tidak diberikan empon-empon maupun mol, menunjukan peningkatan bakteri E.Coli walau masih dalam batas yang diperbolehkan. Dalam ujinya, peneliti melakukan aerasi saat proses tersebut. Namun tidak disebutkan pengaruh aerasi dengan peningkatan jumlah bakteri E. Coli pada kontrol.
Kesimpulan dalam jurnal tersebut, bahwa empon-empon yang bersifat anti bakteri, mampu menekan jumlah bakteri E.Coli dan meningkatkan bakteri pada Mol.
- Pengomposan: Pengomposan biasanya melibatkan suhu yang tinggi. Sehingga proses ini umumnya mampu menekan perkembangan bakteri E. Coli
Lalu apa hubungan dengan pemberian “Blukutuk”?
Pada dekomposisi BioUrine, IPB menyebutkan bahwa E-Coli berjumlah terbesar pada kontrol dengan pemberian oksigen. Nah, dalam jurnal lain tentang limbah industri kelapa oleh Universitas Sam Ratulangi Menado, menjelaskan bahwa Escherichia coli tergolong bakteri anaerob fakultatif.
Bakteri ini dapat hidup dengan adanya atau tidak adanya oksigen tetapi lebih memilih untuk menggunakan oksigen. Mungkin karena ini Escherichia coli bias ditemukan di semua perlakuan sampel penelitian.
https://journal.ugm.ac.id/jsv/article/download/3781/3705
https://media.neliti.com/media/publications/98768-ID-none.pdf