Tanah adalah lapisan teratas dari bumi yang terbentuk dari bebatuan yang mengalami pelapukan. Proses pelapukan ini terjadi dalam waktu yang lama bahkan hingga ratusan tahun.
Proses pelapukan batuan hingga menjadi tanah juga selain diakibatkan perubahan cuaca, juga dapat dibantu dengan beberapa mikroorganisme.
Jenis tanah dari satu daerah dengan daerah lainnya berbeda tergantung dari komponen yang ada di dalam daerah tersebut. Kandungan ini dipengaruhi pada letak astronomis dan geografisnya, sebagai pembentuk senyawa yang terikat dalam tanah.
Secara umum, komponen di dalam tanah yang baik untuk tanaman adalah tanah dengan kandungan mineral 50%, bahan organik 5% dan air 25%.
Berikut beberapa jenis yang umum dikenal dalam ilmu geografi.
Tanah Aluvial
Tanah aluvial adalah jenis tanah yang terjadi karena endapan lumpur, biasanya terbawa karena erosi. Tanah ini umum ditemukan pada bagian hilir aliran sungai, memiliki warna coklat hingga kelabu.
Dalam pemanfaatan pertanian, tanah jenis ini sangat cocok untuk pertanian padi maupun palawija seperti jagung, tembakau dan jenis tanaman lainnya karena memiliki tekstur lembut dan mudah digarap.
Tanah Andosol
Tanah andosol merupakan salah satu jenis tanah vulkanik yang terbentuk akibat proses vulkanisme pada gunung berapi. Tanah ini sangat subur dan baik untuk tanaman.
Memiliki ciri-ciri berwarna coklat keabu-an. Tanah jenis ini sangat kaya dengan mineral, unsur hara sehingga sangat baik untuk tanaman. Umumnya tanah ini ditemukan di daerah pegunungan berapi, karena bersembur dari abu dan pelapukan lahar yang dikeluarkan saat letusan terjadi.
Tanah Entisol
Tanah entisol hampir menyerupai tanah andosol. Jenis ini biasanya berada dekat puncak gunung berapi ataupun lapisan muda akibat proses pelapukan dari material yang dikeluarkan oleh letusan gunung berapi seperti debu, pasir, lahar, dan lapili.
Salah satu ciri-cirinya adalah memiliki lapisan permukaan tanah tipis dan berupa gundukan pasir seperti yang ada di pantai Parang Teritis Jogjakarta.
Tanah Grumusol
Tanah grumusol terbentuk dari pelapukan batuan kapur dan tuffa vulkanik. Kandungan organik di dalamnya rendah karena berasal dari batuan kapur.
Secara tekstur, tanahnya jenis ini kering dan mudah pecah terutama saat musim kemarau dan memiliki warna hitam. Sedangkan Ph nya dikisaran netral hingga alkalis.
Lokasi tanah grumusol ini biasanya berada di permukaan yang tidak lebih dari 300 meter dari permukaan laut dan memiliki bentuk topografi datar hingga bergelombang. Perubahan suhu pada daerah yang terdapat tanah grumusol sangat nyata ketika panas dan hujan.
Untuk pemanfaatan sebagai lahan pertanian, tanah jenis ini tidak subur dan membutuhkan sejumlah bahan organik untuk dapat ditanami tanaman.
Tanah Humus
Tanah humus merupakan tanah yang terbentuk dari pelapukan sisa tumbuh-tumbuhan. Mengandung banyak unsur hara dan mineral serta sangat subur.
Selain itu, teksturnya yang bersifat remah dan terletak pada bagian atas permukaan tanah dengan warna agak kehitam hitaman.
Tanah Inceptisol
Inceptol terbentuk dari batuan sedimen atau metamorf dengan warna agak kecoklatan dan kehitaman serta campuran yang agak keabu-abuan. Tanah ini juga dapat menopang pembentukan hutan yang asri.
Ciri-ciri tanah ini adalah adanya horizon kambik dimana horizon ini kurang dari 25% dari horizon selanjutnya jadi sangatlah unik. Tanah ini cocok untuk perkebunan seperti perkebunan kelapa sawit.Serta untuk berbagai lahan perkebunan lainnya seperti karet.
Tanah Laterit
Tanah laterit memiliki warna merah bata karena mengandung banyak zat besi dan alumunium. Di indonesia sendiri tanah ini sepertinya cukup fimiliar di berbagai daerah, terutama di daerah desa dan perkampungan.
Untuk pemanfaatan pertanian, tanah jenis laterit yang tergolong dalam ‘tanah tua’ tidak cocok dijadikan lahan budidaya. Karena kandungan Al dan Fe yang tinggi dapat menyebabkan keracuan pada tanaman.
Tanah Latosol
Jenis tanah ini juga salah satu yang terdapat di Indonesia, tanah ini terbentuk dari pelapukan batuan sedimen dan metamorf.
Ciri-ciri dari tanah latosol adalah warnanya yang merah hingga kuning, teksturnya lempung dan memiliki solum horizon. Persebaran tanah litosol ini berada di daerah yang memiliki curah hujan tinggi dan kelembapan yang tinggi pula serta pada ketinggian berkisar pada 300-1000 meter dari permukaan laut.
Tanah latosol tidak terlalu subur karena mengandung zat besi dan alumunium.
Tanah Litosol
Tanah litosol merupakan tanah yang baru mengalami perkembangan dan merupakan tanah yang masih muda. Terbentuk dari adanya perubahan iklim, topografi dan adanya vulkanisme.
Untuk mengembangkan tanah ini harus dilakukan dengan cara menanam pohon supaya mendapatkan mineral dan unsur hara yang cukup. tekstur tanah litosol bermacam-macam ada yang lembut, bebatuan bahkan berpasir.
Tanah Kapur
Seperti dengan namanya tanah kapur berasal dari batuan kapur yang mengalami pelapukan. Karena terbentuk dari tanah kapur maka bisa disimpulkan bahwa tanah ini tidak subur dan tidak bisa ditanami tanaman yang membutuhkan banyak air.
Namun tanah jenis ini masih bisa dikembangkan untuk perkebunan tanaman hutan seperti pohon jati dan pohon keras lainnya.