Sejak ribuan tahun yang lalu, kita sebagai bangsa Indonesia umumnya telah menyadari dan mengakui betapa mujarabnya khasiat pusaka tradisionil untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit maupun untuk merawat kecantikan wanita dan lain sebagainya.
Hanya karena kita pernah dijajah oleh bangsa Barat dan terpengaruh oleh tata cara kehidupan mereka, maka ada sebagian orang yang berpendapat ‘merendahkan harga diri’ apabila menggunakan cara-cara tradisionil seperti jamu-jamu untuk penyembuhan berbagai macam penyakit dan lain sebagainya.
Sekarang anda dapat membuktikan bahwa bukan hanya kita yang menamakan diri sebagai bangsa Indonesia, tetapi juga para dokter/sarjana dari negara Barat menyadari dan mengakui betapa mujarabnya khasiat pusaka nenek moyang bangsa kita.
Kini anda jangan heran apabila melihat ada seorang dokter lu lusan negara Barat yang lebih menyukai cara ‘dikerok’ atau ‘dikerik’ kalau sedang masuk angin, dari pada dokter itu menulis resep dan menggunakan pil-pil yang dibeli di apotik.
Begitu juga jangan anda menjadi terpukau kalau melihat di apotik dapat anda membeli ramuan lempuyang pahit yang mempunyai khasiat menyembuhkan ‘seribu macam penyakit’.
Begitu juga dengan bawang merah yang anda kenal sebagai ‘penyedap’ bumbu dapur, ternyata memiliki khasiat luar biasa untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti sakit perut, masuk angin dan lain sebagainya.
Sedangkan bawang putih, para dokter/sarjana bangsa Barat mengakui bahwa tum buhan yang ‘bau’ itu memiliki khasiat menyembuhkan ‘seribu macam penyakit’, termasuk penyakit tumor ganas!
Dahulu kala memang orang merasa takut menggunakan cara pengobatan tradisionil karena dibaurkan dengan para dukun dukun yang katanya pandai ‘ilmu hitam’, dan dukun-dukun itu dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit hanya dengan memberikan air putih ( = air tawar) atau dengan cara menyentuh salah satu bagian tubuh si penderita.
Tetap, sekarang bukan hanya para dukun itu yang dapat membuktikan kesaktiannya, sebaliknya kita pun dapat menyembuhkan si penderita penyakit dengan memberikan segelas air-putih (=sari kentang atau air sagu) atau dengan cara menyentuh (= memijit), setelah kita mengetahui penyakit si penderita.
Dahulu kala semua rahasia pengobatan tradisionil dikumpulkan dalam bentuk perkamen dan disimpan dalam arsip pribadi’ itulah sebabnya tidak banyak orang yang mengetahui atau dapat memanfaatkan khasiatnya kalau tanpa bantuan dan si ‘ahli’yang bersangkutan.
Tetapi sekarang semua pengetahuan tentang khasiat pusaka tradisionil telah menyebarluas ke seluruh pelosok dunia, dan penyusun buku ini telah menghabis kan waktu yang cukup lama untuk mengumpulkan semua rahasia’ ini.
Oleh karena itu buku ini sangat penting artinya bagi setiap keluarga yang mendambakan keluarga sehat dan berbahagia, terutama bagi kaum wanita yang menjadi Ibu rumah-tangga karena seringkali menghadapi gangguan penyakit pada anak anak kesayangan mereka.
Ny. Rieka Surachman
(Penulis)