Tanaman Layu
Penyebab tanaman layu pada tanaman sering terlihat di bagian pucuk (tunas muda), daun, atau tanaman secara keseluruhan. Ini dapat disebabkan karena hilangnya turgor pada bagian-bagian tersebut.
Hilangnya turgor, dapat disebabkan adanya gangguan di dalam berkas pembuluh/pengangkutan atau adanya kerusakan pada susunan akar, yang menyebabkan tidak seimbangnya penguapan dengan pengangkutan air.
Penyebab layu tersebut dapat disebabkan oleh dua factor, yaitu faktor biotik dan abiotik.
- Faktor biotik karena adanya gangguan yang disebabkan oleh organisme lain sebagai penyebab layu, baik itu bakteri atau jamur. Jika disebabkan bakteri maka disebut layu bakteri (Pseudomonas solanacearum) dan jika jamur/cendawan maka di sebut penyakit layu Fusarium (Fusarium oxysporum).
- Faktor abiotik karena kondisi tanaman kekurangan air.
Mengetahui ciri layu dan penyebabnya pada tanaman merupakan hakl penting bagi petani atau penghobis tanaman.
Sebab biotik yang disebabkan bakteri atau fusarium memiliki potensi penyebaran yang cepat dan dapat bertahan lama di lapangan (media tanam). Sehingga perlu tindakan cepat dan efektif untuk mengatasi penyakit tersebut.
Ciri-ciri Penyebab Layu
Berikut adalah karakteristik/ciri-ciri gejala kelayuan pada tanaman, penyebabnya dan cara menanganinya.
Layu tanaman karena kekurangan air
Tanaman akan kelihatan segar pada pagi atau hari namun layu pada siang atau sore hari. Namun jika setelah penyiraman, tanaman tersebut biasanya akan segar kembali. Penyebab tanaman layu ini disebut penyebab faktor abiotik.
Layu bakteri (Pseudomonas solanacearum)
Pseudomonas solanacearum merupakan salah satu bakteri penyebab layu tanaman atau penyakit lendir. Karakteristik bakteri ini adalah:
- Selnya berbentuk batang dan bergerak dengan satu flagel
- Bakteri ini dapat bertahan di dalam tanah dan dapat cepat berkembang biak pada keadaan tanah yang lembab,
- Bakteri ini dapat menginfeksi akar-akar tanaman melalui luka-luka karena pemindahan bibit, ketika pembumbunan, luka karena gigitan serangga, luka karena tusukan nematoda, dan ternyata bakteri ini juga dapat menginfeksi tanaman melalui luka-luka pada daun.
Tanaman yang rentan diserang penyakit layu tanaman akibat bakteri antara lain: kentang, tomat, pisang, cabai, terung dan lebih dari 140 jenis tanaman terutama yang termasuk dalam keluarga Solanaceae.
Bakteri menyerang jaringan pengangkut air sehingga mengganggu aliran air tanaman inang, akibatnya kelihatan tanaman menjadi layu, menguning dan kerdil, dan biasanya dalam beberapa hari tanaman akan mati.

Enzim bakteri ini dapat melarutkan dinding sel akar dan dapat menyebabkan perubahan warna pada jaringan pengangkutan yang dapat dilihat jika batang dipotong (melintang) atau dibelah.
Gejala Layu Bakteri
Gejala layu bakteri antara lain:
- pada tomat dan tembakau ditandai dengan perubahan warna pada bagian berkas pembuluh yang berubah warna menjadi coklat dan dapat meluas sampai ke tulang daun bahkan sampai ke empulur dan akar tanaman.
- Serangan pertama umumnya terlihat pada tanaman yang berumur 6 minggu.
- Kondisi daun layu dan biasanya dimulai dari daun-daun muda (pucuk).
- Pada bagian layu, daging daun diantara tulang-tulang daun atau di tepi daun akan menguning, kemudian mengering dan akhirnya seluruh daun layu dan tanaman menjadi mati.
- Bila batang tanaman yang sakit dipotong dan potongan tersebut dimasukkan ke dalam gelas/wadah berisi air, yang jernih, kemudian dibiarkan beberapa lama, akan keluar eksudat (cairan berwarna putih kotor) yang berisi jutaan bakteri.
Pengendalian dan Pengobatan Layu Bakteri
Cara menangani penyakit layu tanaman karena bakteri ini antara lain:
- Selalu gunakan bibit yang sehat. Bibit yang sakit tidak boleh digunakan, karena penggunaan bibit yang sakit dapat meningkatkan kematian tanaman lebih dari 30%
- Desinfeksi air siraman. Bakteri ini dapat terbawa oleh air siraman, sehingga sebaiknya air siraman yang digunakan didesinfeksi dengan Kalium permanganat lebih kurang 50 gram per 1 m3 air
- Rotasi tanaman. Usahakan tidak melakukan penanaman dengan jenis tanaman yang juga rentan terhadap serangan layu bakteri.
- Jika lahan tidak digunakan gunakan tanaman yang tidak rentan seperti Mimosa invisa (Putri Kejut Besar) yang cukup efektif dalam menangani penyakit ini, karena penanaman Mimosa invisa dalam jangka waktu tertentu (selama 1 tahun sebelum tanaman pokok), dapat memaksa bakteri hidup pada di luar tanaman inang, sehingga bakteri akan mati atau menjadi lemah. Selain itu Mimosa invisa ini dapat memperbaiki struktur tanah dan menjadi sumber nitrogen.
- Lakukan pengolahan lahan dengan baik, termasuk aliran air dan bedengan
- Pemupukan dengan superfosfat tunggal (enkelsuperfosfat, ESP) dapat mengurangi penyakit layu ini. Diduga karena kandungan kalsiumfosfat yang tinggi dalam pupuk tersebut.
- Selalu gunakan tanah pembibitan yang aman dari penyakit (bokashi atau kompos matang)
Layu karena jamur/fungi

Fusarium oxysporum merupakan salah satu jenis jamur/fungi yang dapat menyebabkan penyakit layu tanaman. Tanaman yang biasa diserang adalah tomat, cabai, ketimun dan lain-lain
Cendawan ini merupakan patogen tanah (soil inhabitant), dan dapat bertahan hidup dalam tanah lebih dari 10 tahun tanpa tanaman inang, dalam bentuk klamidospora. Tanah yang sudah terinfeksi sukar dibebaskan kembali dari jamur ini
Penyebaran jamur fusarium ini dapat melalui percikan air hujan, air irigasi yang membawa tanah terinfeksi dan benih terinfeksi
Bagian tanaman yang diserang merupakan bagian akar dan batang tanaman, yang mengakibatkan rusaknya pembuluh kayu, hal ini akan mengganggu pengangkutan air sehingga mengakibatkan kelayuan secara keseluruhan pada tanaman.
Toksin dan enzim yang dihasilkan oleh jamur ini dapat mengganggu fermeabilitas membran plasma sel tanaman dan merusak dinding sel pembuluh kayu akibatnya fungsi pembuluh kayu menjadi terganggu.
Cendawan masuk ke dalam jaringan akar atau batang melalui luka-luka karena pemindahan bibit, karena pembumbunan atau luka karena serangga atau nematoda, selain itu juga dapat masuk melalui ujung akar.
Jamur berkembang sebentar dalam jaringan parenkim, lalu menetap dan berkembang dalam berkas pembuluh.
Cara Pengendalian Layu Fusarium
- Gunakan bibit varietas yang tahan terhadap jamur. Contohnya untuk tanaman tomat, bisa menggunakan viarietas tomat yang tahan layu fusarium yaitu Ohio MR 9 dan Walter
- Pemakaian fungisida. Menurut hasil percobaan pencelupan akar ke dalam Benomil 1000 ppm memberikan hasil yang baik, asal fungisida tersebut diberikan sebelum terjadi infeksi.
- Mencegah infeksi tanah dengan melakukan sterilisasi alat tani jika digunakan pada lahan yang terserang fusarium.
- Jika lahan sudah terinfeksi, lakukan pembiaran selama beberapa waktu dan lakukan pembakaran lahan, karena cendawan ini dapat di tekan dengan pemberian panas atau fumigasi dengan metilbromida, kloropikrin, atau metamnatrium (metham-sodium).
- Perhatikan populasi cacing puru akar (Meloidogyne spp.) dapat membantu infeksi bahkan dapat mengurangi ketahanan varietas tahan, sehingga populasinya di tanah perlu dikendalikan. Selain itu nematoda Xiphinema sp, Longidorus sp merupakan nematoda ektoparasit yang hidup di dalam tanah dan hanya mengisap cairan tanaman dengan stiletnya yang dimasukkan ke dalam akar, akar yang terluka karena tusukan stilet nematode ini dapat menjadi jalan masuknya Fusarium ke dalam akar.