Deskripsi Adenium
Adenium yang dikenal di Indonesia dengan sebutan Kamboja Jepang. Namun faktanya, tanaman hias ini merupakan tanaman dari Asia Tengah, tepatnya Yaman.
Kata “Aden” dari Adenium berasal dari nama ibukota Yaman yang di negeri asalnya, sering disebut sebagai “mawar padang pasir atau desert rose”.
Karena berasal dari daerah kering, tanaman ini tumbuh lebih baik pada kondisi media yang kering dibanding terlalu basah.
Selain itu, getah tanaman ini mengandung sejumlah racun yang berbahaya. Antara lain digitalis glikosid (kardiak glikosid), ekugin, cardenolides somalin, hongheloside A, 16-acetylstrospeside, honghelin, Neridienone A, flavonol, dan masih banyak bahan beracun lainnya
Awal Kamboja Jepang
Awal penyebutan Adenium sebagai kamboja Jepang tidak diketahui pasti. Namun dapat diduga salah satu penyebabnya, karena memiliki kemiripan dengan Kamboja yang berasal dari Asia Timur, Negeri Jepang.
Kebiasaan masyarakat Jepang dengan budaya membonsai tanaman, telah membuat sejumlah penghobis tanaman hias menyebutnya “Kamboja Jepang (Bonsai)” sehingga memunculkan anggapan bahwa Adenium merupakan tanaman negeri sakura.
Perbedaan Kamboja dan Adenium
Kamboja adalah jenis Plumeria, yang merupakan kerabat jauh dari Adenium. Beberapa perbedaan antara Adenium dengan Plumeria adalah sebagai berikut.
- Ciri-ciri Adenium: berbatang besar dengan bagian bawah menyerupai umbi, namun sosok tanamannya sendiri kecil dengan daun kecil panjang. Akar adenium juga dapat membesar menyerupai umbi.
- Ciri-ciri Kamboja (Plumeria): berbatang kecil memanjang tanpa bentuk umbi, dengan sosok tanaman yang besar dan dapat tumbuh tinggi, dengan bentuk daun panjang dan besar.
Karena mereka berkerabat, kedua tanaman ini masih memiliki kemiripan bentuk secara visual. Hal ini berpeluang untuk dimanfaatkan dengan menyambung kedua jenis tanaman tersebut sehingga menghasilkan bentuk baru.
Gambaran Umum Adenium (obesum)
Adenium adalah spesies tanaman hias, batangnya besar, bagian bawahnya menyerupai umbi, batangnya tidak berkambium, akarnya dapat membesar menyerupai umbi, bentuk daunnya panjang ada yang lonjong, runcing, kecil, dan besar, warna bunganya bermacam-macam.
Akar
Penyebab Akar adenium membesar seperti umbi adalah tempat menyimpan air sebagai cadangan di saat kekeringan. Akar yang membesar ini bila dimunculkan di atas tanah akan membentuk kesan unik seperti bonsai.
Sedangkan batangnya lunak tidak berkayu (disebut juga sebagai sukulen), namun dapat membesar. Dan tunas-tunas samping dapat tumbuh dari mata tunas pada batang atau bekas daun yang gugur.
Mata tunas samping tersebut akan berfungsi (tumbuh) apabila pucuk atas tanaman dipotong. Hal inilah yang dilakukan orang pada saat memprunning atau memangkas, untuk mendapatkan daun baru dan agar bunga yang akan muncul nantinya lebih serempak.
Bentuk Daun
Bentuk Daun adenium ada berbagai ragam, bentuk lonjong, runcing, kecil dan besar, serta ada yang berbulu halus, ada pula yang tanpa bulu.
Bentuk Bunga
Sedangkan bentuk bunga adenium berbentuk seperti terompet, berkelopak 5, dengan aneka ragam warna sesuai dengan jenis (varietasnya) masing-masing. Sekarang sudah dikembangkan kelopak bunga yang bersusun dan hasilnya sudah baik bahkan kelopak bunganya ada yang menyerupai susunan bunga mawar.
Spesies Asli Adenium
Adenium memiliki lima spesies asli antara lain

1. Adenium arabicum
Adenium arabicum cirinya bentuk bonggol pendek dan besar, dengan banyak batang yang muncul dari atas bonggol tersebut. Bunganya berwarna paduan putih dan pink, kecil (diameter petal kurang dari 5 cm).
Adenium arabicum adalah spesies tanaman sukulen yang biasa digunakan untuk bonsai dan dibudidayakan karena daunnya yang mengkilap, bentuk pertumbuhan dan karakteristik berbunga.
Sejumlah nama umum lainnya adalah mawar gurun, kaki gajah, dan semak Adan. Mereka berumah satu dan steril sendiri.
Daun spesies ini memiliki permukaan yang luas dengan bentuk cenderung besar serta terlihat agak kasar.
Bentuk pertumbuhannya jongkok dan gemuk, dengan caudex yang pasti dan tanpa banyak perbedaan antara batang dan cabang. Kulit kayu mungkin tampak berwarna keunguan sampai coklat tua.
Bunga berkisar dari merah muda hingga merah muda kemerahan dengan bentuk tabung, sering muncul selama 2-3 hari. Arabicum lebih menyukai sinar matahari penuh, dan cocok untuk wilayah kering dan panas.

2. Adenium obesum
Jenis ini sering disebut dengan nama Kemboja Jepang karena bentuk bunganya menyerupai bunga kamboja. Bagian bawahnya menyerupai umbi, dan tidak berkambium. Sedangkan akarnya dapat membesar menyerupai umbi, bentuk daunnya panjang ada yang lonjong, runcing, kecil, dan besar, warna bunganya bermacam-macam.
Disebut sebagai adenium karena salah satu tempat asal adenium adalah daerah Aden (Ibu kota Yaman)
3. Adenium Socotranum
Jenis Adenium socotranum merupakan tanaman endemik dari pulau terpencil Socotra di Samudera Hindia selatan dekat Semenanjung Arab dan bagian Timur Tanduk Afrika.
Selama era Soviet, tanaman ini menjadi simbol pelabuhan angkatan laut Soviet dan termasuk tanaman yang dilindungi.
Wilayah tumbuhnya sangat khas yaitu di lereng berbatu, dan membentuk petak luas semak sukulen di lokasi yang menguntungkan.
Socotranum memiliki siklus getah sel khusus di dalam caudex untuk mencegah penguapan berlebih akibat suhu lingkungannya yang ekstrem. Batangnya membentuk globular atau kolumnar, dengan luas permukaan yang berkurang sehingga mengurangi transpirasi. Selain itu, permukaan lilin glaucous dan kemunculan epidermal mikro-anatomi dapat menjadi informasi radiasi.
Siklus pembungaan terjadi pada musim hujan di bulan Maret-April dan hanya ketika mereka melewati masa berbunga, buah melepaskan bijinya di udara
Adenium swazicum
Adenium jenis ini ditemukan di pesisir timur Afrika Selatan, Swaziland, dan Mozambik. Bentuk daunnya sempit dan panjang dengan warna hijau yang lebih muda dari jenis yang lain.
Sedangkan warna bunga memiliki beberapa variasi yaitu dari warna magenta hingga ungu muda.
Jenis ini mudah berbunga, tetapi sulit berbiji. Jenis ini bisa digunakan sebagai pejantan untuk persilanagn dengan obesum. Seperti halnya obesum, jenis ini memiliki masa tumbuh yang panjang jika hidup dikondisi hangat dan diberi air yang cukup.
Adenium somalense
Adenium Somalense berasal dari Afrika tepatnya di Somalia bagian Selatan, dan sejumlah lembah di negara Tanzania dan Kenya. Jenis ini memiliki bonggol yang besar serta cabang dan batang dalam jumlah banyak.
Adenium Somalense di habitat aslinya banyak ditemukan tumbuh di negara Afrika yaitu Somalia bagian Selatan, dan juga pernah ditemukan di lembah-lembah Kenya dan Tanzania. Adenium Somalense mempunyai daun berukuran panjang antara 5 hingga 10 cm dengan lebar antara 18 hingga 25 mm berwarna hijau cerah dengan urat-urat daun berwarna putih. Adenium Somalense dapat tumbuh dengan tinggi antara 3 hingga 4 meter jika ditanam di tanah tanpa pot.
Salah satu hasil persilangan Somalense yang popular adalah adenium anaconda, –yang merupakan hasil persilangan dengan adenium obesum. Penaamaan tersebut diambil berdasarkan pada karakter anaconda yang lebih condong kepada ciri-ciri somalense.
Adenium bohemianum
Adenium boehmianum juga sering disebut racun Bushman. Sebab jenis ini dikenal mengandung racun yang cukup kuat untuk menyebabkan gagal jantung.
Tumbuh secara endemik di sebagian besar wilayah kering di Namibia utara dan Angola selatan.
Suku asli Afrika, mengektrak racunnya dengan cara merebus getah akar dan lateks untuk digunakan pada mata panah berburu.
Daunnya hanya tumbuh selama tiga bulan dalam setahun, dengan tersusun secara spiral dan bergerombol di dekat ujung cabang.
Sedangkan masa berbunga terjadi selama beberapa minggu di awal musim dingin. Memiliki buah berbentuk lonjong melepaskan banyak biji melalui celah memanjang, yang karena jumbai lateralnya, dapat disebarkan oleh angin.
Hama dan Penyakit (OPT) pada Adenium
Pada saat pembungaan banyak hama dan penyakit yang hinggap di tanaman ini. Para penghobi tanaman ini rela mengeluarkan dana lebih untuk menanggulangi musuh pada adenium tersebut.
Karena tanaman ini apabila tidak secepatnya dicegah maka akan lekas mati. Beberapa jenis hama yang biasa menyerang adenium antara lain adalah
Daftar Hama Adenium
Aphid
Aphid merupakan sejenis kutu berwarna kuning yang biasanya hidup berkelompok dengan jumlah yang banyak. Hama ini menyerang pucuk daun muda dengan cara mengisap cairannya sehingga daun yang terserang akan tumbuh tidak sempurna dan cenderung keriting. Hama ini termasuk pada kelompok Arthropoda.
Mealy Bug
Mealy Bug berbentuk seperti kutu berwarna putih dan memiliki tepung dan lapisan lilin seperti kapas pada tubuhnya. Hama ini ditemukan di ketiak daun, pucuk daun muda, dan batang tanaman. Akibat serangannya, pertumbuhan pucuk juga tidak normal dan timbul bercak hitam di sekitar pucuk tanaman yang menyebabkan klorosis. Mealy Bug termasuk pada kelompok hama Arthropoda.
Nematoda
Nematoda ini sering merusak akar tanaman sehingga mengakibatkan tanaman sulit menyerap unsur hara. Sebab, bagian vital tanaman dilumpuhkan oleh hama ini. Cacing banyak terdapat di media yang sering dipupuk dengan pupuk kandang. Hama ini termasuk pada kelompok Nematoda.
Fungus Gnat
Fungus Gnat merupakan hama yang menyerupai nyamuk berwarna hitam. Hama ini menyerang bunga pada tanaman adenium. Bunga yang diserang ditandai dengan adanya bintik hitam di kutub bunga, yang mengakibatkan bunga akan busuk dan layu. Hama ini termasuk pada kelompok Anthropoda.
Root Mealy Bug
Root Mealy Bug bersembunyi di media tanaman lembap, bentuknya menyerupai kutu rambut yang berwarna putih. Hama ini menyerang pucuk tanaman yang mengakibatkan pucuknya layu dan apabila dibongkar juga akan terlihat akar tanaman membusuk. Hama ini termasuk kepada kelompok Arthropoda.
Spider Mite
Spider Mite bentuk hama ini seperti tungau dengan warna badannya yang bervariasi dari merah, kuning muda, hijau tua, cokelat muda,hingga hitam. Hama ini bersembunyi di bawah daun dan di ketiak daun. Umumnya daun yang diserang akan berwarna kusam dan terlihat mengkerut. Serangan hama ini terjadi pada musim kemarau dan hama ini termasuk pada kelompok Artropoda.
Semut
Semut kadang-kadang bisa berperan sebagai hama tanaman. Karena semut sering bersarang di bawah pot sehingga dapat merusak akar dan tunas muda tanaman. Yang lebih membahayakan semut dapat menjadi faktor bagi penyakit lain. Semut termasuk pada kelompok hama Arthopoda.
Thrips
Thrips berbentuk seperti kutu berwarna hitam dan bergerak cepat. Hama ini menyerang bagian bunga yang masih kuncup akibatnya bunga gagal mengembang dan menjadi kering. Thrips termasuk pada kelompok hama Arthropoda.
Dari keterangan di atas dapat kita ketahui bahwa hama yang paling banyak menyerang tanaman adenium adalah hama kelompok Anthopoda. Hama ini sangat berbahaya apabila tidak segera diatasi karena dapat menyebabkan tanaman mati.
Serangan Penyakit Adenium
Sedangkan penyakit yang menyerang adenium adalah akibat musim hujan datang. Jika tidak segera di atasi tanaman akan segera membusuk dan sulit untuk diobati, seperti busuk akar akibat penyiraman yang terlalu sering dan banyak atau terkena air hujan yang menggenang di dalam pot.
Layu pucuk
Layu pucuk yang disebabkan oleh sejenis cendawan disebut Fusarium sp. Phomopsis sejenis cendawan yang menyerang daun hingga busuk, terutama dalam masa pembungaan. Semua ini dapat terjadi pada musim hujan atau kurangnya perawatan. Selain akibat cuaca penyakit adenium juga disebabkan oleh bakteri, infeksi jamur, dan virus. Cara mengatasinya adalah dengan memelihara kebersihan lingkungan dan perawatan yang baik.
Layu Kuning
Gejalanya adalah tangkai daun berwarna kecokelatan dan seperti mengandung air, dan daunnya berwarna kuning.
Penyakit ini disebabkan penyiraman yang berlebihan dan drainase tanah atau media tanam kurang baik, bukan disebabkan oleh jamur, bakteri, atau virus.
Untuk pencegahan, penyiraman tanaman jangan terlalu banyak dan struktur tanah atau media tanam dibuat menjadi porous agar air siraman bisa mengalir lancar.
Pomopsis
Penyakit ini ditandai dengan adanya bercak cokelat pada daun yang makin lama makin lebar kemudian membusuk.