Terong merupakan salah satu jenis sayur “buah” yang banyak di konsumsi masyarakat Indonesia. Bentuknya yang panjang, besar dan kokoh dan jika dimasak menjadi layu lembek, dengan citarasa manis buah, membuatnya menjadi sayur idaman.
Bahkan di era kuliner “Ayam Penyet”, kebutuhan akan sayur ini dapat dikatakan cukup tinggi.
Kandungan Terong
Mengutip Medical News, terong yang masih berkerabat dengan cabai (F. Solenaceae) memiliki nutrisi yang sangat diperlukan oleh tubuh. Kandunganya antara lain adalah: Memiliki kadar serat yang tinggi, Tembaga (Cu), Mangan (Mn), Vitamin B6,Tiamin serta sejumlah mineral esensial yang diperlukan tubuh, terutama pada anak-anak.
Dari penelitian, juga disebutkan jika terong mengandung ‘Fenolik’ yaitu senyawa antioksidan yang dapat menjaga tubuh dari radikal bebas. Artinya, terong dapat membantu mencegah kanker.
Selain itu, bagi para pelaku diet diabetes, sayur ini termasuk dalam daftar menu utama. Sebab Ia mampu membantu menjaga kadar gula darah tetap terkendali.
Manfaat Konsumsi Rutin
Dikumpulkan dari laman Double Diamond Acres dan Medical News Today, ada sekitar 20-an manfaat mengkonsumsi terong secara rutin, yaitu:
- Membantu mengatasi asam lambung
- Mencegah penuaan dini
- Menjaga kesehatan sistem pencernaan
- Meningkatkan ketajaman bola mata
- Mencegah diabetes
- Meningkatkan fungsi otak
- Mencegah osteoporosis
- Menguatkan tulang, otot dan sendi
- Membantu memelihara kesehatan jantung
- Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
- Mencegah kanker
- Menurunkan tekanan darah tinggi
- Menurunkan berat badan
- Mencegah penyakit alzheimer
- Baik untuk ibu hamil
- Membantu menurunkan kolesterol jahat (LDL)
- Meningkatkan kesehatan kulit
- Membuat kulit lebih lembut dan bercahaya
- Mencegah anemia
- Terhindar dari stroke
Cukup banyak bukan?
Awas, Perhatikan Ini!
Walau memiliki banyak khasiat, sayur ini disarankan agar di konsumsi setelah proses pengolahan. Sebab, beberapa zat berbahaya akan mengintai jika di konsumsi dalam keadaan segar (sebagai lalapan).
- Pengikat Nasunin dan zat besi dalam darah. Nasunin dan fitokimia dalam terong dapat mengikat dengan zat besi dan mengeluarkannya dari sel. Proses ini, dikenal sebagai khelasi besi.
Bagi penderita thalasemia yang rutin menerima donor darah, dengan mengkonsumsi terong bisa membantu mereka mengurangi resiko penumpukan zat besi akibat transfusi darah. Dan sebaliknya, bagi penderita anemia akut, sebaiknya hindari konsumsi makanan yang mengandung nasunin tinggi, seperti terong.
- Keracunan Solanin. Terong merupakan bagian dari famili nightshade, yaitu tanaman yang mengandung alkaloid, termasuk solanin. Bagi sebagian orang, senyawa alkaloid bisa berubah menjadi racun dengan gejala seperti terbakar di tenggorokan, mual dan muntah, serta aritmia (jantung berdebar).
Dalam beberapa kasus, keracunan solanin dapat berakibat fatal. Namun, jangan khawatir untuk menghindari resiko tersebut, anda cukup merendam terong beberapa saat setelah memotongnya, sehingga zat tersebut terurai.
- Oksalat dan batu ginjal. Terong diketahui mengandung garam oksalat yang dipercaya dapat membentuk batu ginjal. Jadi sayuran ini kurang baik bagi orang yang memiliki riwayat gangguan batu ginjal.