Kehilangan hara yang terjadi di lahan dapat terjadi akibat pencucian, terangkut bersama hasil panen, erosi dan run off serta penguapan. Pencucian hara lebih banyak dipengaruhi oleh kemampuan tanah untuk memegang hara, tekstur, kelembaban dan hujan.
Tabel 2.3. Unsur Hara N, P, dan K yang Terangkut Setiap Ton Hasil Panen
Jenis Tanaman | Hara Terbawa Panen (kg/ton) | |||
N | P | K | ||
Padi unggul Padi lokal Jagung Kacang tanah Singkong Ubi jalar Kentang Wortel Bawang Tomat Pisang Jeruk Rumput Leguminosa | 15 15 16 32 1,7 3,7 2,7 3 1,6 3,3 2,4 1,8 30 37,5 | 2,7 2,5 2,8 3,2 0,5 0,5 0,3 0,5 0,3 0,4 0,3 0,2 3,7 4,4 | 3,7 2,5 4,0 4,8 2,5 5,2 3,6 3,8 1,7 4,2 5,6 2,5 26,7 33,2 |
Sumber: Puslitanak dalam Rauf (2014)
Pada tekstur pasir pencucian hara akan lebih intensif atau lebih cepat dibandingkan tanah bertekstur lempungan. Keadaan unsur hara dalam tanah dipengaruhi oleh kecepatan pelapukan mineral tanah, sifat bahan induk, keadaan tanaman, laju pencucian oleh air hujan, kandungan bahan organik, dan penguapan.
Jika pencucian tinggi dan pelapukan lambat, maka kehilangan hara lebih besar dibanding pengambilan hara oleh tanaman. Kehilangan hara pada kondisi ini sering disebut pemiskinan hara tanah. Di Belanda kehilangan N akibat pelindian mencapai 50% dari 100-120 kg N per hektare (De Visser, 1998), sementara di Jepang mencapai 58% (Hayashi dan Hatana, 1999).
Produktivitas tanaman menentukan jumlah hara yang terangkut akibat terbawa hasil panen. Pada prinsipnya hara yang ada di tanaman merupakan akumulasi penyerapan hara dari tanah. Unsur hara utama N, P dan K yang terangkut panen untuk setiap ton hasil panen beberapa jenis tanaman disajikan pada Tabel 2.3. Kandungan hara tersebut merupakan besarnya kehilangan hara dari lahan akibat panen. Kehilangan hara tanah pada setiap panen (nutrient removal from harvest) bevariasi. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat kesuburan tanah, hasil panen, sifat genetik tanaman, dan sebagainya. Pada padi kehilangan hara terakumulasi padi gabah, jerami dan akar.
Tabel 2.4. Kehilangan Hara Padi Varietas Unggul Akibat Panen
Unsur Hara | Total Hara Terangkut Panen (kg hara/ton bahan) | ||
Gabah | Jerami | Gabah + Jerami | |
N P K Ca Mg S Zn Si Fe Mn Cu B | 10,500 2,000 2,500 0,500 1,500 1,000 0,020 15,000 0,200 0,050 0,090 0,005 | 7,000 1,000 14,500 3,500 2,000 0,800 0,030 65,000 0,300 0,450 0,003 0,010 | 17,500 3,000 17,000 4,000 3,500 1,800 0,050 80,000 0,500 0,500 0,012 0,015 |
Sumber: Puslitanak dalam Rauf (2014)
Rerata hara terangkut panen khusus pada tanaman padi varietas unggul disajikan pada Tabel 2.4. Bahan organik yang dipanen atau dibuang (disingkirkan atau dibakar) sebenarnya mengandung hara yang tinggi, sehingga panen dan pembuangan serasah dari areal lahan pertanian berarti membuang unsur hara dari lahan dimaksud. Kehilangan hara akibat penguapan dipengaruhi kondisi kelembaban tanah. Kelembaban tanah akan berpengaruh terhadap proses oksidasi dan reduksi.
Erosi merupakan proses perpindahan tanah dari tempat satu ke tempat lain akibat terjadinya aliran permukaan (run of). Erosi pada umumnya akan mengangkut tanah pada bagian top soil atau bagian yang subur. Pengangkutan tanah akan menyebabkan kehilangan hara pada tanah yang terangkut. Kehilangan hara akibat erosi disajikan pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5. Kehilangan Hara Akibat Erosi
Lokasi Erosi
Kehilangan hara (kg/ha)
(ton/ha) N P K
Darmaga | 96,1 | 432,5 | – | 106,7 | |||
Citayam | 93,5 | 1.065,8 | 108,5 | 197,0 | |||
Jasinga | 90,5 | 651,6 | 119,2 | 140,8 | |||
Pacet | 65,1 | 241,0 | 80,0 | 18,0 | |||
Pengalengan | 66,5 | 333,0 | – | – |
Sumber: Puslitanak dalam Rauf (2014)
Ketersediaan Hara
Tanaman mengambil unsur hara dalam bentuk kation dan anion dari dalam larutan tanah atau langsung dari kompleks jerapan lempung-humus dengan cara pertukaran kation. Tidak semu hara yang ada dalam tanah berbentuk kation atau anion, tetapi terikat oleh senyawa organik dan mineral tanah. Bahan organik merupakan sumber N, P, dan S serta mineral sebagai sumber K dan unsur mikro lain.
Ketersediaan unsur hara dipengaruhi oleh derajat kemasaman (pH) tanah, yang tersedia secara optimal pada pH netral (6,5-7,5). Pada pH tinggi (>8) unsur N, Fe, Mn, B, Cu dan Zn tersedia dalam jumlah sedikit, sedang unsur P tidak tersedia karena terikat ole ion Ca. Pada kemasaman rendah (pH < 6,5) unsur yang tersedia adalah P, K, S, Ca, Mg dan Mo) namun akan mengalami pengurangan dengan cepat. P pada pH yang sangat masam akan terikat oleh Al dan Fe.
Meskipun unsur hara tersedia optimal pada pH netral, namun setiap jenis tanaman menghendaki kisaran pH tertentu. Sebagai contoh tanaman teh (4,5-5,5); ubi jalar pH 5-6; tebu pH 6-8; karet pH 3,5-8); padi pH 5-7,5 dan kacang tanah pH 5-7,5.